Apa yang aku lakukan? Mengapa aku berada disini?
Aku ingin berlari tetapi aku meminta pada Tuhan untuk belajar kuat
Aku ingin menangis tetapi aku meminta pada Tuhan untuk belajar sabar
Aku ingin marah tetapi aku meminta pada Tuhan untuk belajar dewasa..
"Kau ini terlalu jujur! Semua terlihat jelas dimukamu!"
Aku hanya bisa menghela napas sambil menyeruput secangkir kopi di depanku.
Apa aku tak bisa menyembunyikannya? Akhir-akhir ini aku merasa diriku jadi bicara blak-blakkan. Yah, sebenarnya ini menenangkan diriku just 5 minutes, but after that I'm worried if that people yang kuajak bicara ini membocorkannya. Aku tak ingin peristiwa pertengkaranku ini terulang kembali. Begitu percayanya, aku membeberkan semua yang selama ini ingin kubagi tetapi dengan teganya dia menceritakan hal itu dibelakangku. Awalnya aku bersikap pura-pura tidak mengetahuinya, tetapi lama-lama aku gerah dan resah sendiri.
Memendam perasaaan pun juga jadi masalah hingga akhirnya aku melukai seseorang yang sebenarnya tidak bersalah. "Cobalah berakting, kau ingin masuk teater kan? Inilah teater hidupmu. Jangan kau perlihatkan semua yang kamu rasakan! Cobalah tersenyum sekalipun itu pahit sekali!" ujarnya lagi. "Bersikaplah dewasa! Jalan hidupmu ada ditanganmu. Kau bilang ingin berubah. Menurutku kamu sama sekali belum berubah!" Deg, aku jadi makin panas mendengar hal ini. Aku sempat bercerita padanya kalau aku ingin berubah. Aku nggak ingin terluka lagi. Bahkan aku sampai bilang kalau aku datang kesana, tolong cegah aku bagaimanapun caranya sampai aku benar-benar dirasa sudah siap dan melupakan semua yang pernah terjadi. Aku ingat hal itu karena aku menuliskannya secara besar dan kubaca tiap kali ketika akan mau tidur. "Jangan pergi sebelum kamu berubah! Jangan bertemu sebelum kamu lupa!"
Memendam perasaaan pun juga jadi masalah hingga akhirnya aku melukai seseorang yang sebenarnya tidak bersalah. "Cobalah berakting, kau ingin masuk teater kan? Inilah teater hidupmu. Jangan kau perlihatkan semua yang kamu rasakan! Cobalah tersenyum sekalipun itu pahit sekali!" ujarnya lagi. "Bersikaplah dewasa! Jalan hidupmu ada ditanganmu. Kau bilang ingin berubah. Menurutku kamu sama sekali belum berubah!" Deg, aku jadi makin panas mendengar hal ini. Aku sempat bercerita padanya kalau aku ingin berubah. Aku nggak ingin terluka lagi. Bahkan aku sampai bilang kalau aku datang kesana, tolong cegah aku bagaimanapun caranya sampai aku benar-benar dirasa sudah siap dan melupakan semua yang pernah terjadi. Aku ingat hal itu karena aku menuliskannya secara besar dan kubaca tiap kali ketika akan mau tidur. "Jangan pergi sebelum kamu berubah! Jangan bertemu sebelum kamu lupa!"
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar